Hari kamis kali ini benar-benar mantap panasnya..Batam memang selalu panas, walaupun kadang tiba-tiba hujan deras. Cuaca memang tidak bisa ditebak, apalagi Batam kan pulau kecil yang dikelilingi lautan. Tapi keadaan gimana pun harus tetap disyukuri. Betullll tidak??? Ceritanya lagi bengong dikantor, ga ada kerja dan kebetulan boss keluar kota. Mantapp...
Iseng-iseng lihat pemandangan keluar kantor, hitung-hitung menyegarkan mata setelah berjam-jam di depan komputer.
Pemandangan yang satu ini sangat menarik perhatianku, sangat..
Seorang bapak-bapak penjual kerupuk keliling sedang berteduh di bawah pohon di tepi jalan depan kantor tempat aku bekerja. Bapak itu berhenti sejenak untuk merokok, sepertinya.
Tidak lama dari arah berlawanan, datang abang-abang dengan profesi yang sama dengan bapak tadi, penjual kerupuk keliling.
Kedua nya sama-sama berteduh dibawah pohon dan merokok.
Yang membuatku tersentuh, mereka saling membeli dagangan satu sama lain. Bapak itu membeli kerupuk dari abang yang tadi. Begitu juga sebaliknya. Dan Ternyata mereka saling membeli untuk membuat dagangan laku.. Astaghfirullah
Yang membuatku lebih mengelus dada, itulah makan siang mereka. Sebatang rokok dan sebungkus kerupuk.
Setelah beristirahat sejenak mereka melanjutkan perjalanan masing-masing.
Kebetulan sekali 10 menit kemudian salah satu pedagang itu lewat di depan kantor.
Segera aku lari dan memanggil bapak tadi.
"Paak!!!" , teriak ku.
"Kerupuk, Neng," jawabnya.
Karena penasaran, dialog pun berlangsung. Maklum, serba ingin tahu. Haha
"Pak, tadi kok beli dagangan abang tadi? Kan sama aja yang dijual?" tanya ku.
"Soal nya, kami mau dagangan kami sama-sama laku. Lagian dengan membuka rezeki orang lain, Allah akan membukakan rezeki kita juga,Neng ," jawabnya.
Subhanallah , begitu mulia hati bapak ini. Seandainya aku bisa berpikiran seperti dia.
"Kok ga bikin lapak atau kedai sendiri, Pak, untuk jualan kerupuk?" tanya ku masih ingin tahu.
"Uang dari mana,Neng. Istri saya sakit, anak saya 2 masih kecil. Boro-boro Neng mau bikin lapak, mau makan saja susah, apalagi untuk berobat istri," jawabnya dengan nada sedih.
"Oh, Terimakasih ya,Pak. Berapa semuanya Pak?" tanyaku.
"Lima ribu saja, Neng," jawabnya.
"Ini, Pak, kembalinya untuk bapak saja," jawabku.
"Terimakasih,Neng," jawabnya sambil lalu.
Subhanallah , bapak itu benar-benar berhati mulia. Meskipun rezekinya belum terbuka, dia tetap bersyukur.
Coba sejenak lihat keatas. Pejabat, Menteri, Koruptor, ehh calon-calon koruptor juga yaa.. ;)
Apa mereka pernah bersyukur dengan apa yang mereka miliki? Bukannya suudzon, tapi memang TIDAK!! Buktinya mereka masih makan uang rakyat, masih saja menipu orang kecil. Pernahkah mereka dengan tulus membantu rakyat kecil? Seperti akting saja mereka itu, jadi artis sajalah Pak! :(
Sangat bersyukur hari ini bisa bertemu pedagang kerupuk tadi, aku belajar bagaimana hidup. Bagaimana mencintai apa yang kita miliki, mensyukuri apa yang Allah berikan, dan berbagi dengan sesama. Semoga mereka selalu dibukakan rezekinya, di ridhoi jalannya, dan dilimpahkan atas apa yang selalu disyukuri nya. Amin
0 comments:
Post a Comment